Langsung ke konten utama

[VIII] 2C Yesus Mewartakan Kerajaan Allah melalui Tindakan dan Mukjizat




Yesus berbicara dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah dengan tindakan-tindakan-Nya. Ada kesatuan antara Sabda dan karya-Nya.

Yesus tampil sebagai nabi, tetapi juga sebagai tabib. Unsur hakiki nabi dan tabib, masing-masing mewakili unsur perkataan dan perbuatan, yang merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam hidup Yesus.

Kesatuan antara Sabda dan karya Yesus itu bersifat sedemikian rupa sehingga kebenaran perkataan Yesus itu tampak dalam perbuatan-Nya; dan arti perbuatan Yesus diberitahukan dalam perbuatan-Nya.


Tindakan Yesus Menyatakan Kerajaan Allah.
- Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus tidak ditujukan pada kelompok atau golongan tertentu, tetapi ditujukan untuk semua orang. 
- Yesus merangkul semua orang yang baik maupun yang jahat agar dapat merasakan keselamatan. 
- Tegaknya Kerajaan Allah justru terjadi bilamana yang baik maupun yang jahat dapat hidup berdampingan dalam kebersamaan dan dengan penuh kesabaran serta kasih mendorong yang jahat menjadi baik. Bukan malah mengucilkan yang jahat dan berdosa. 
- Yesus dekat dengan sesama-Nya, Ia juga sangat terbuka kepada semua orang, bergaul dengan semua orang, tidak mengkotak-kotakkan dan membuat kelas-kelas di antara manusia. 
- Yesus tidak mau merangkul hanya sekelompok orang dan menyingkirkan kelompok yang lainnya. Ia akrab dengan semua orang. Yesus mau bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa (lih. Luk 7:36-50, 19:1-10).  
- Sikap Yesus yang mau bergaul dengan orang-orang yang berdosa dan najis amat tidak sesuai dengan adat sopan-santun dan peraturan agama yang berlaku pada saat itu. 
- Yesus telah menjungkirbalikkan peraturan-peraturan yang telah mapan. 
- Bagi orang Yahudi pada umumnya yang masih memegang kuat tradisi mereka, sikap Yesus yang seperti itu tidak bisa dibiarkan dan tidak bisa ditolerir, karena dianggap akan mengganggu, merusak dan tatanan hidup yang sudah mapan.


Sikap Yesus terhadap Kaum Pendosa
Bagi orang Yahudi dosa itu 
 menular seperti kuman, tinggal serumah dengan orang jahat, apalagi makan bersama dengan mereka berarti kena dosa itu sendiri, menjadi orang berdosa. 
 seorang yang saleh tidak boleh bergaul dengan yang tidak saleh. 
 Seorang Yahudi akan rusak namanya kalau berhubungan dengan seorang kafir. 
 Kaum pendosa harus dijauhi, disingkirkan dan dikucilkan. Mereka dianggap tidak layak hidup di tengah-tengah masyarakat pada umumnya.
 Yesus telah melanggar semua peraturan dan adat: bergaul dengan para pegawai pajak yang dianggap umum sebagai koruptor dan pemeras; bertemu dan menyapa orang-orang setengah kafir seperti bangsa Samaria, mendatangi negeri-negeri orang kafir dan berbicara akrab dengan mereka (Mat 15:21-28).

Sikap Yesus terhadap Wanita
 Anggapan masyarakat Yahudi: wanita itu penggoda. Oleh karenanya orang laki-laki, terlebih seorang guru agama tidak boleh berbicara dengan seorang perempuan yang belum dikenalnya.
 Yesus bergaul bebas dengan wanita. Bahkan ada wanita-wanita tertentu yang tetap mengikuti-Nya ke mana pun Dia pergi. 
 Yesus juga menyapa dan bergaul dengan wanita-wanita kafir yang belum dikenal-Nya seperti wanita Samaria. 
 Yesus tidak saja bergaul dengan sembarang wanita, tetapi juga berusaha dan membela wanita yang tertangkap basah berbuat zinah (Yoh 8:1-11).


Yesus tidak hanya mewartakan Kerajaan Allah, melainkan mewujudkannya melalui tindakan-Nya. 
 Jika Kerajaan Allah adalah situasi di mana semua orang dikasihi Allah, di mana semua orang tidak tersekat-sekat oleh jurang antara kaya dan miskin; maka Yesus menunjukkan hal itu dengan bergaul dengan siapa saja, terutama dengan mereka yang miskin dan berdosa yang selama ini disingkirkan oleh masyarakat. 
 Yesus mau makan dengan bersama dengan Zakheus dan bergaul dengan lewi pemungut cukai yang dipandang oleh orang-orang Yahudi sebagai orang-orang berdosa.
 Kalau Allah yang meraja adalah Allah yang memerintah dengan penuh pengampunan. Maka Yesus pun mengampuni orang berdosa. Ia tidak takut menjadi najis. Yesus tahu bahwa hanya dengan dikasihi orang-orang berdosa akan bertobat, sebagai mana nampak dalam cerita wanita yang ketahuan berbuat zinah (lih. Yoh 8:2-11). 
Masih banyak lagi tindakan lain yang dilakukan oleh Yesus yang menunjukkan bahwa dalam diri Yesus sesungguhnya Allah sudah menunjukkan Diri sebagai Raja


Mukjizat Sebagai Tanda Kehadiran Allah.
 Dengan mengerjakan mukjizat, Yesus memperlihatkan kehadiran Kerajaan Allah. 
 Tanda-tanda mukjizat yang dikerjakan Yesus itu memperlihatkan bahwa dalam diri Yesus genaplah nubuat para nabi tentang Mesias yang kedatangan-Nya telah dijanjikan kepada para leluhur Israel.
 Dengan mengerjakan mukjizat, dengan ”menjadikan segala-galanya baik” (Mrk 7:37), Yesus menjelmakan pemerintahan Allah.
 Para pengarang Injil menceritakan mukjizat-mukjizat Yesus guna memaklumkan bahwa Yesus tidak hanya menyampaikan kabar yang menggembirakan itu, tetapi Ia sendirilah Kabar Gembira, ”Injil”. Yesus sendirilah keselamatan, rahmat, dan penyembuhan bagi manusia yang sedang susah. 
 Kalau begitu, pemerintahan Allah yang eskatologis itu betul-betul sedang mendobrak masuk ke dunia ini. ”...Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20).


Beberapa contoh mukjizat yang dilakukan Yesus sebagai tanda Kehadiran Allah:
Yesus Membangkitkan Anak Seorang Janda di Nain (Luk 7:11-17)
 Melalui mukjizat membangkitkan anak muda di Nain, Yesus ingin menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas kehidupan dan kematian manusia. Dengan melakukan itu Ia ingin menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias, Penyelamat yang mereka nantikan.
Yesus Meredakan Angin Ribut (Mat 8:23-27)
 Mukjizat yang dilakukan Yesus meredakan angin ribut, Yesus hendak menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas alam semesta. Tidak ada kekuatan lain yang mampu mengalahkan kekuatan Allah sendiri. 
 Kekuasaan Allah mengatasi kekuatan apapun yang ada di dunia ini. Maka semua ciptaan harus tunduk pada kekuatan Allah.
Yesus Mengusir Roh Jahat (Mark 1:21-28)
 Dengan mengusir roh jahat, Yesus ingin menunjukkan bahwa Allah lebih berkuasa dari roh-roh yang ada. 
 Roh jahat selalu mengarahkan manusia pada perbuatan yang tidak dikehendaki Allah yang membawa kehancuran dan kebinasaan. Sedangkan Roh Allah membawa manusia pada kebenaran dan kebahagiaan hidup bersama Allah.


Sebagai Murid Yesus, kita harus mampu meneladani apa yang telah dilakukan-Nya, menyandarkan hidup kita kepada kekuatan Allah sebagai satu-satunya sumber kekuatan hidup kita. 

Kalau Yesus mewartakan Kerajaan Allah melalui tindakan belas kasih, kitapun juga mesti mampu berbuat belaskasih pada sesama terutama mereka yang menderita, yang tersingkirkan dan kurang mendapat perhatian.