PENGANTAR
Iman pertama-tama dan terutama menyangkut hubungan manusia dengan Allah. Dalam iman manusia menyadari dan mengakui bahwa Allah yang tak terbatas memasuki hidup manusia yang serba terbatas, menyapa dan memanggilnya.
Iman berarti jawaban atas panggilan Allah, penyerahan pribadi kepada Allah yang menjumpai manusia secara pribadi juga. Dalam iman manusia menyerahkan diri kepada Sang Pemberi Hidup
ASPEK-ASPEK HIDUP BERIMAN
- aspek pribadi: iman merupakan hubungan pribadi kita masing-masing sebagai individu dengan Allah.
- aspek sosial: iman kita tidak mungkin berkembang tanpa kehadiran orang lain entah sebagai pribadi atau sebagai komunitas/kelompok jemaat.
Maka iman tidak hanya menyangkut relasi pribadi antara manusia dengan Allah, tetapi juga menyangkut relasi kita dengan umat beriman yang lainnya.
PERAN ORANG LAIN DALAM PERKEMBANGAN IMAN
Iman kita akan semakin berkembang dewasa dan berkembang dengan baik melalui perjumpaan dan kehadiran pribadi atau jemaat yang lain.
Iman kita bertumbuh dan berkembang karena peran umat beriman, baik dalam keluarga, lingkungan, maupun wilayah/lingkungan, stasi dan paroki.
Keluarga
Keluarga disebut sebagai Gereja Kecil, merupakan jemaat yang paling dasar.
Kita pertama kali mengenal kehidupan beriman melalui keluarga.
Orang tua kitalah yang mengenalkan iman kepada kita.
Orang tua juga bertanggung jawab agar kita anak-anaknya dapat memulai perjalanan hidup dalam perhatian dan kasih, yang membuat kita menjadi yakin akan kasih Allah.
Orang tua juga yang mulai mengenalkan Allah kepada kita.
Mereka mempersiapkan diri kita sejak masih bayi untuk menerima penyucian melalui penerimaan Sakramen Baptis.
Dengan tekun dan penuh kesabaran mereka mengajari kita untuk berdoa dan mengenalkan kepada kita nilai-nilai kebaikan, meneguhkan tekad moral serta memperoleh segala hal yang dapat membuat hidup menjadi bermakna dan bahagia.
Melalui bimbingan orang tua kita juga semakin mengenal dan memahami kebiasaan hidup Kristiani.
Anggota keluarga yang lain juga ikut berperan dalam mengembangkan iman kita, sehingga iman kita dapat tumbuh subur dalam keluarga yang semua anggota keluarganya saling mendukung dalam kehidupan beriman.
Iman pertama-tama dan terutama menyangkut hubungan manusia dengan Allah. Dalam iman manusia menyadari dan mengakui bahwa Allah yang tak terbatas memasuki hidup manusia yang serba terbatas, menyapa dan memanggilnya.
Iman berarti jawaban atas panggilan Allah, penyerahan pribadi kepada Allah yang menjumpai manusia secara pribadi juga. Dalam iman manusia menyerahkan diri kepada Sang Pemberi Hidup
ASPEK-ASPEK HIDUP BERIMAN
- aspek pribadi: iman merupakan hubungan pribadi kita masing-masing sebagai individu dengan Allah.
- aspek sosial: iman kita tidak mungkin berkembang tanpa kehadiran orang lain entah sebagai pribadi atau sebagai komunitas/kelompok jemaat.
Maka iman tidak hanya menyangkut relasi pribadi antara manusia dengan Allah, tetapi juga menyangkut relasi kita dengan umat beriman yang lainnya.
PERAN ORANG LAIN DALAM PERKEMBANGAN IMAN
Iman kita akan semakin berkembang dewasa dan berkembang dengan baik melalui perjumpaan dan kehadiran pribadi atau jemaat yang lain.
Iman kita bertumbuh dan berkembang karena peran umat beriman, baik dalam keluarga, lingkungan, maupun wilayah/lingkungan, stasi dan paroki.
Keluarga
Keluarga disebut sebagai Gereja Kecil, merupakan jemaat yang paling dasar.
Kita pertama kali mengenal kehidupan beriman melalui keluarga.
Orang tua kitalah yang mengenalkan iman kepada kita.
Orang tua juga bertanggung jawab agar kita anak-anaknya dapat memulai perjalanan hidup dalam perhatian dan kasih, yang membuat kita menjadi yakin akan kasih Allah.
Orang tua juga yang mulai mengenalkan Allah kepada kita.
Mereka mempersiapkan diri kita sejak masih bayi untuk menerima penyucian melalui penerimaan Sakramen Baptis.
Dengan tekun dan penuh kesabaran mereka mengajari kita untuk berdoa dan mengenalkan kepada kita nilai-nilai kebaikan, meneguhkan tekad moral serta memperoleh segala hal yang dapat membuat hidup menjadi bermakna dan bahagia.
Melalui bimbingan orang tua kita juga semakin mengenal dan memahami kebiasaan hidup Kristiani.
Anggota keluarga yang lain juga ikut berperan dalam mengembangkan iman kita, sehingga iman kita dapat tumbuh subur dalam keluarga yang semua anggota keluarganya saling mendukung dalam kehidupan beriman.
Lingkungan
Lingkungan merupakan kumpulan keluarga-keluarga Kristiani yang tinggal berdekatan dalam suatu wilayah tertentu. Keluargakeluarga Kristiani dalam lingkungan sering mengadakan pertemuan
untuk berdoa bersama, mengadakan pendalaman iman maupun pendalaman kitab suci, mengadakan kegiatan latihan koor, dan pertemuan untuk meningkatkan karya pelayanan sosial kepada
keluarga-keluarga Kristiani maupun kepada warga sekitar pada umumnya.
Dalam kegiatan di lingkungan tersebut mereka juga saling membagi pengalaman iman mereka sehingga dapat saling belajar dari perjalanan dan pengalaman iman mereka, sehingga iman kita pun semakin diteguhkan dan dikuatkan.
Maka jika kita berperan secara aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan tersebut maka kita yakin bahwa iman kita akan semakin berkembang berkat keterlibatan kita maupun berkat peran serta saudara seiman.
Lingkungan merupakan kumpulan keluarga-keluarga Kristiani yang tinggal berdekatan dalam suatu wilayah tertentu. Keluargakeluarga Kristiani dalam lingkungan sering mengadakan pertemuan
untuk berdoa bersama, mengadakan pendalaman iman maupun pendalaman kitab suci, mengadakan kegiatan latihan koor, dan pertemuan untuk meningkatkan karya pelayanan sosial kepada
keluarga-keluarga Kristiani maupun kepada warga sekitar pada umumnya.
Dalam kegiatan di lingkungan tersebut mereka juga saling membagi pengalaman iman mereka sehingga dapat saling belajar dari perjalanan dan pengalaman iman mereka, sehingga iman kita pun semakin diteguhkan dan dikuatkan.
Maka jika kita berperan secara aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan tersebut maka kita yakin bahwa iman kita akan semakin berkembang berkat keterlibatan kita maupun berkat peran serta saudara seiman.
Stasi, Paroki dan Keuskupan
Stasi terdiri dari beberapa lingkungan.
Stasi berada di bawah naungan Paroki yang dipimpin oleh seorang pastor paroki dengan dibantu beberapa imam.
Paroki-paroki digembalakan oleh seorang Uskup dalam wilayah keuskupan.
Kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan, stasi, paroki dan keuskupan secara umum sama, hanya wilayah cakupannya yang berbeda.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut pada prinsipnya sebagai perwujudan iman kepada Yesus Kristus.
Beberapa contoh kegiatan berikut ini dapat dijadikan acuan bagi kita para remaja untuk ikut terlibat secara aktif dan sekaligus dapat memberi gambaran kepada kita tentang pentingnya peran jemaat dalam pengembangan iman:
Pendalaman iman
Melalui pendalaman iman, Gereja ingin menimba kekuatan agar hidup iman mereka semakin diarahkan oleh Injil Yesus Kristus sehingga iman mereka berkembang.
Stasi terdiri dari beberapa lingkungan.
Stasi berada di bawah naungan Paroki yang dipimpin oleh seorang pastor paroki dengan dibantu beberapa imam.
Paroki-paroki digembalakan oleh seorang Uskup dalam wilayah keuskupan.
Kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan, stasi, paroki dan keuskupan secara umum sama, hanya wilayah cakupannya yang berbeda.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut pada prinsipnya sebagai perwujudan iman kepada Yesus Kristus.
Beberapa contoh kegiatan berikut ini dapat dijadikan acuan bagi kita para remaja untuk ikut terlibat secara aktif dan sekaligus dapat memberi gambaran kepada kita tentang pentingnya peran jemaat dalam pengembangan iman:
Pendalaman iman
Melalui pendalaman iman, Gereja ingin menimba kekuatan agar hidup iman mereka semakin diarahkan oleh Injil Yesus Kristus sehingga iman mereka berkembang.
Lektor/Lektris
Lektor dilantik untuk mewartakan bacaan-bacaan dari Alkitab, kecuali Injil.
Dapat juga ia membawakan ujud-ujud doa umat dan, jika tidak ada pemazmur, ia dapat pula membawakan mazmur tangggapan.
Lektor dilantik untuk mewartakan bacaan-bacaan dari Alkitab, kecuali Injil.
Dapat juga ia membawakan ujud-ujud doa umat dan, jika tidak ada pemazmur, ia dapat pula membawakan mazmur tangggapan.
Misdinar
Putra altar atau misdinar (yang berarti ‘asisten misa’ dari Bahasa Belanda misdienaar) adalah mereka yang membantu Imam saat mengadakan Perayaan
Putra altar atau misdinar (yang berarti ‘asisten misa’ dari Bahasa Belanda misdienaar) adalah mereka yang membantu Imam saat mengadakan Perayaan
Ekaristi
Selain untuk membantu imam dalam perayaan Ekaristi kegiatan misdinar juga bertujuan untuk membina persaudaraan, mengembangkan dan mendewasakan iman anak, juga untuk melatih anak untuk bertanggung jawab sebagai anggota Gereja dengan terlibat secara aktif dalam kegiatan pelayanan Gereja.
Perayaan Ekaristi
Kehidupan beriman Kristiani tidak dapat dipisahkan dan menjauh dari Perayaan Ekaristi.
Ekaristi merayakan tindakan karya penyelamatan Allah, melalui korban Yesus Kristus.
Gereja senantiasa digambarkan sebagai umat Allah yang berziarah, dalam perjalanan peziarahan sampai pada kepenuhannya kelak. Oleh karena itu senantiasa Ekaristi adalah undangan. Tidak
saja undangan untuk perjamuan abadi kelak di Surga, namun Ekaristi adalah undangan untuk mendasarkan dan meletakkan perjalanan ziarah hidup umat beriman pada perayaan kurban persembahan diri Kristus.
Ekaristi dengan demikian adalah teman perjalanan, namun juga sumber peneguh bagi pergulatan hidup manusia dalam peziarahan hidupnya.
INSPIRASI DARI KITAB SUCI: CARA JEMAAT PERDANA DALAM USAHA MENGEMBANGKAN IMAN
Kisah Para Rasul 2:41-47
secara jelas melukiskan cara hidup Gereja Perdana.
Orang-orang yang mendengar pengajaran para rasul menjadi percaya dan beriman kepada Yesus Kristus.
Iman mereka dinyatakan dengan kesediaan untuk menerima pembaptisan.
Setelah dibaptis mereka selalu bertekun dalam pengajaran para rasul, bertekun dalam persekutuan, berkumpul dalam Bait Allah setiap hari memecahkan roti secara bergilir di rumah masing-masing dan makan bersama dengan gembira dan tulus hati.
Selain itu mereka saling memperhatikan dan berbagi milik mereka sehingga tidak ada yang kekurangan.
Selain untuk membantu imam dalam perayaan Ekaristi kegiatan misdinar juga bertujuan untuk membina persaudaraan, mengembangkan dan mendewasakan iman anak, juga untuk melatih anak untuk bertanggung jawab sebagai anggota Gereja dengan terlibat secara aktif dalam kegiatan pelayanan Gereja.
Perayaan Ekaristi
Kehidupan beriman Kristiani tidak dapat dipisahkan dan menjauh dari Perayaan Ekaristi.
Ekaristi merayakan tindakan karya penyelamatan Allah, melalui korban Yesus Kristus.
Gereja senantiasa digambarkan sebagai umat Allah yang berziarah, dalam perjalanan peziarahan sampai pada kepenuhannya kelak. Oleh karena itu senantiasa Ekaristi adalah undangan. Tidak
saja undangan untuk perjamuan abadi kelak di Surga, namun Ekaristi adalah undangan untuk mendasarkan dan meletakkan perjalanan ziarah hidup umat beriman pada perayaan kurban persembahan diri Kristus.
Ekaristi dengan demikian adalah teman perjalanan, namun juga sumber peneguh bagi pergulatan hidup manusia dalam peziarahan hidupnya.
INSPIRASI DARI KITAB SUCI: CARA JEMAAT PERDANA DALAM USAHA MENGEMBANGKAN IMAN
Kisah Para Rasul 2:41-47
secara jelas melukiskan cara hidup Gereja Perdana.
Orang-orang yang mendengar pengajaran para rasul menjadi percaya dan beriman kepada Yesus Kristus.
Iman mereka dinyatakan dengan kesediaan untuk menerima pembaptisan.
Setelah dibaptis mereka selalu bertekun dalam pengajaran para rasul, bertekun dalam persekutuan, berkumpul dalam Bait Allah setiap hari memecahkan roti secara bergilir di rumah masing-masing dan makan bersama dengan gembira dan tulus hati.
Selain itu mereka saling memperhatikan dan berbagi milik mereka sehingga tidak ada yang kekurangan.
Hal yang dapat kita pelajari dari materi "Iman dan Kebersamaan dalam Jemaat"
Kehidupan yang dikembangkan dalam Gereja Perdana, hendaknya menjadi inspirasi bagi kita untuk terlibat secara aktif dalam pengembangan iman jemaat melalui peran serta kita dalam kegiatan kerohanian di keluarga, lingkungan maupun Gereja setempat di mana kita berada.
Kehidupan yang dikembangkan dalam Gereja Perdana, hendaknya menjadi inspirasi bagi kita untuk terlibat secara aktif dalam pengembangan iman jemaat melalui peran serta kita dalam kegiatan kerohanian di keluarga, lingkungan maupun Gereja setempat di mana kita berada.