Langsung ke konten utama

[VIII] - 1B. Yesus Mewartakan Kerajaan Allah Melalui Perumpamaan (kurikulum merdeka)

Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus
Yesus yang sungguh Allah dan sungguh manusia itu hadir ke dunia untuk mewartakan kabar suka cita Kerajaan Allah. Melalui Yesus, Allah senantiasa berusaha menyelamatkan seluruh umat manusia. Dia datang ke dunia dan mengajak manusia untuk memahami Kerajaan Allah.

Pada zaman Yesus, sudah berkembang beberapa pemahaman tentang Kerajaan Allah:
Pertama, Kerajaan Allah dipahami secara politis. Pandangan ini menegaskan bahwa Kerajaan Allah akan terwujud jika Allah tampil sebagai tokoh politik yang dengan gagah berani memimpin bangsa Israel keluar dari penjajahan bangsa Romawi.
Kedua, Kerajaan Allah yang bersifat apokaliptis, yang memandang bahwa Kerajaan Allah akan terwujud jika Allah berkenan menunjukkan kekuasaan-Nya dengan menggoncangkan dunia ini dan membentuk dunia baru. Kerajaan Allah yang apokaliptis ini berbicara tentang akhir zaman.
Ketiga, Kerajaan Allah yang sifatnya yuridis-religius, yang memandang bahwa secara hukum Allah saat ini sudah meraja dan pada akhir zaman, Dia akan datang untuk menyatakan kekuasaan-Nya sebagai Raja semesta alam dengan menghakimi semua bangsa.

Kehadiran Yesus justru mewartakan suka cita Kerajaan Allah yang berbeda dengan yang telah dipahami bangsa Israel pada waktu itu. Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus bukanlah suatu wilayah kekuasaan. Kerajaan Allah merujuk pada situasi yang menempatkan Allah sebagai raja dalam kemuliaan dan keperkasaan, bukan untuk menghukum melainkan untuk menyelamatkan manusia. Hukum Allah berlaku bagi semua ciptaan-Nya termasuk manusia dan semua dipanggil menuju kepada keselamatan.


Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus dan cara Yesus mewartakan Kerajaan Allah
Yesus sendiri tidak pernah mendefinisikan secara gamblang yang dimaksud dengan “Kerajaan Allah.” Dalam Injil Yohanes 18:36, Yesus mengatakan, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” 

Dari perkataan Yesus ini, kita bisa melihat bahwa Yesus ingin menyatakan bahwa Ia adalah raja dan akan mewartakan Kerajaan-Nya, yaitu Kerajaan Allah.

Bagi Yesus, pewartaan Kerajaan Allah adalah pewartaan tentang kerahiman Allah. Oleh karena itu, Kerajaan Allah merupakan warta pengharapan. Kerajaan Allah berarti Allah turun tangan untuk menyelamatkan, untuk membebaskan dunia secara total dari kuasa kejahatan (lih. Luk 10:18).

Yesus datang untuk menyatakan Kerajaan Allah kepada semua orang. Yesus berharap agar pewartaan Kerajaan Allah dapat terjangkau kepada seluruh lapisan masyarakat atau umat pada zaman dahulu hingga sekarang. Oleh karena itu, dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus menggunakan cara-cara yang mudah untuk dipahami atau dimengerti oleh banyak umat.

Agar pewartaan-Nya tentang Kerajaan Allah menjadi lebih mudah dipahami dan menyentuh pada sendi-sendi kehidupan umat di zaman itu, Yesus menggunakan perumpamaan-perumpamaan yang dekat dengan kehidupan umat.

Perumpamaan adalah penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa imajinatif, kiasan simbolis, atau perbandingan. 

Yesus juga menyesuaikan pewartaan-Nya dengan umat yang mendengarkan Dia. Jika umat yang datang, berasal dari kelompok petani, maka perumpamaan-perumpamaan yang digunakan Yesus berkaitan dengan keseharian yang dilakukan dan dialami para petani. Misalnya, perumpamaan tentang penabur, perumpamaan tentang biji sesawi, perumpamaan tentang membajak sawah, perumpamaan tentang ilalang di antara gandum dan sebagainya.
Apa yang diharapkan oleh Yesus dengan perumpamaan? Tentunya agar semakin banyak orang mendengar dan mengerti pewartaan-Nya. Seperti yang pernah Yesus serukan setelah menyampaikan perumpamaan, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.” (Mat 13:45).

Beberapa perumpamaan yang digunakan oleh Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah, antara lain:
Perumpamaan tentang seorang penabur. Dengan perumpamaan ini, Yesus ingin menyampaikan bahwa dalam melaksanakan karya pewartaan tentang Kerajaan Allah, betapa pun dibayangi oleh kegagalan, pada akhirnya akan menghasilkan buah yang berlimpah, melebihi apa yang diperkirakan manusia. Oleh karena itu, sepantasnya kita tidak perlu khawatir.
Perumpamaan tentang ilalang di antara gandum. Yesus bermaksud mengatakan bahwa tegaknya Kerajaan Allah justru terjadi bila yang baik dan yang jahat bisa hidup bersama dan dengan penuh kesabaran serta kasih mendorong yang jahat menjadi baik.
Perumpamaan tentang mutiara dan harta yang terpendam. Kerajaan Allah dipandang sebagai harta yang sangat berharga. Orang yang menyambut Kerajaan Allah akan berani meninggalkan segala miliknya demi Kerajaan Allah.
Perumpamaan tentang benih yang tumbuh. Kerajaan Allah itu seperti benih yang ditaburkan, ia akan tumbuh sendiri. Petani yang menabur pun tidak tahu kapan benih itu mulai bertunas, atau kapan akan ke luar bunga, dan kapan persisnya buah terbentuk. Demikian jugalah dengan tumbuhnya Kerajaan Allah. Kita tidak bisa mengamati secara pasti, tergantung sepenuhnya pada Allah, bukan usaha manusia.