Langsung ke konten utama

[VII] - 1B. Aku Bangga sebagai Perempuan atau Laki-Laki (kurikulum merdeka)

Bangga sebagai Perempuan atau Laki-Laki
Kunci sukses seseorang sangat ditentukan oleh keberanian menerima diri dan bangga terhadap apa saja yang melekat pada dirinya. Orang yang tidak mempunyai kebanggan terhadap dirinya mudah tidak percaya diri, dan pada akhirnya hidupnya diatur oleh pendapat atau keinginan orang lain. Oleh karena itu, kita harus bangga menjadi diri kitaasing-masing, entah sebagai perempuan atau laki-laki.
Sesungguhnya banyak sifat, kebiasaan, karakter, dan kemampuan yang kita miliki dapat membuat kita bangga, baik sebagai perempuan atau laki-laki.
Kita juga sadar, ternyata orang lain punya harapan tertentu terhadap diri kita. Orang lain menginginkan kita memiliki sifat, karakter, kebiasaan, dan kemampuan lebih dari sekedar yang sudah ada dalam diri kita.
Mungkin dalam keluarga, kamu pernah mendengar juga komentar-komentar dari orang tuamu, seperti nampak dalam kata-kata seperti ini: “Seharusnya kamu itu...”
Dalam masyarakat sering terdapat pandangan dalam kebudayaan tertentu yang keliru, seolah-olah ada sifat, karakter, kebiasaan dan kemampuan tertentu boleh dimiliki perempuan, atau laki-laki saja. Contoh, laki-laki tidak boleh menangis atau cengeng; atau pekerjaan cuci, masak, setrika itu tugas perempuan. Ada juga pandangan agama tertentu yang belum bisa menerima bila perempuan menjadi pemimpin negara.
Kita memang harus menjadi diri sendiri. Untuk menjadi diri yang bisa dibanggakan, kita perlu mendengar komentar atau harapan orang lain sebagai masukan agar kita memiliki kualitas pribadi yang lebih baik.
Kita tidak usah menyesali diri sebagai perempuan atau laki-laki dengan segala keadaan yang kita hadapi. Lebih baik kita mengarah diri ke masa depan. Masa depan sebagai perempuan atau laki-laki, antara lain bekerja, atau berumah tangga, atau memilih hidup sebagai imam, biarawan/wati. Kita perlu membekali diri sejak dini untuk menyiapkan masa depan itu.


Pesan Kitab Suci dalam Upaya Mengembangkan Kebanggaan sebagai Perempuan Atau Laki-laki
Kej 1:26-31a
Ef 1:3-9
1 Ptr 3:3-5
Gal 5:16-26
Kita patut bangga dan bersyukur karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan diberkati secara khusus, serta diberi tugas menguasai ciptaan Allah lainnya. Allah terus mencintai dan memelihara kita dengan menyediakan apa yang dibutuhkan demi hidup kita.
Setelah selesai mencipta bumi dan segala isinya Allah melihat segala yang diciptakan-Nya sungguh amat baik. Di mata Allah, apa yang telah diciptakan-Nya, termasuk manusia, baik perempuan maupun laki-laki, sungguh amat baik, sungguh sempurna, sungguh sesuai kehendak-Nya (bdk. Kej. 1:26-31a).
Bagi kita yang mengimani Kristus, pemeliharaan dan cinta Allah itu terus dinyatakan dengan mengutus Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Berkat Dia, kita memperoleh berkat rohani. Kita dipanggil hidup kudus dan tak bercacat, dan diangkat menjadi anak-anak Allah. Kita juga memperoleh penebusan atas dosa dan berlimpah kasih karunia (bdk. Efesus1:3-9).
Semuanya itu menjadikan kita manusia yang rohani. Oleh karena itu, untuk menjadi perempuan atau laki-laki yang dibanggakan, kita dipanggil mengembangkan hidup kerohanian kita, bukan terutama menonjolkan hal-hal yang sifatnya isik jasmaniah saja. Kita perlu membiarkan hidup kita dibimbing roh agar berkenan kepada Allah (bdk. 1 Petrus 3:3-5).
Menjadi perempuan atau laki-laki yang dihidupi Roh Allah, kita harus menampakkan dalam buah-buah tindakan dalam hidup sehari-hari, yakni: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Dengan menghasilkan buah-buah roh itulah, kita sesungguhnya telah menjadi citra Allah, yang memancarkan siapa Allah yang sesungguhnya (bdk. Galatia 5:16-26 ).
Manusia, entah perempuan atau laki-laki, diciptakan Allah agar dapat melayani, mencintai, dan mempersembahkan seluruh ciptaan kepada-Nya (KGK 358).